INOVASI MESIN PENGOLAHAN TEPUNG SINGKONG, SEBAGAI UPAYA DIVERSIFIKASI PANGAN
(La Fariki, S.Hut, M.Si, Perekayasa Madya, Balitbang Sultra)
Bangsa indonesia seharusnya memiliki program terintegrasi di bidang pengembangan teknologi pangan, agar tidak bergantung dengan mesin dari luar negeri atau ladang pemasaran mesin-mesin produk luar negeri. Namun sangat disayangkan harapan tersebut hanyalah impian, karena sebagian besar program pengembangan pada institusi yang bertanggungjawab terhadap pengembangan teknologi pangan tidak sistemik dan cenderung terjebak pada kepentingan proyek.
La Fariki mengutip pendapat setiadi dakam majalah Sain Indonesia, Edisi 69 September 2017 bahwa sebenarnya kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) di perguruan tinggi dan lembaga litbang telah banyak dilakukan, namun harus diakui bahwa tingkat pemanfaatan hasil riset oleh dunia usaha masih sangat sedikit. Hasil evaluasi yang dikumpulkan oleh Business Innovation Center (BIC) menunjukan dari 700 riset yang dilakukan hanya sekitar 18% yang berhasil dan suksess dimanfaatkan oleh dunia usaha.
La Fariki juga mengutip hasil penelitian Widianarko yang diterbitkan oleh Jurnal Suar Dewan Riset Daerah Jawa Tengah tahun 2016 bahwa berdasarkan pengamatan di bidang pangan menemukan gejala saling asing (mutually exclusive) di antara kegiatan penelitian di universitas dengan praktis pengembangan produk pangan baru oleh pelaku usaha. Kegiatan produksi pertanian dan pengembangan produk pangan dibiarkan berlangsung alami tanpa skenario keterpaduan. Pengembangan aneka pangan hanya menghasilkan laporan dan dokumentasi.
Kenyataan tersebut membuat La Fariki dengan kapasitasnya sebagai perekayasa ahli selalu berpikir bagaimana mendesain program terintegrasi pada setiap pelaksanaan tugas pokoknya sebagai pejabat fungsional. Sebagian hasil pelaksanaan program terintegrasi tersebut, yaitu: Pengembangan Mesin Pres untuk pengolahan Tepung Singkong. Program ini dimulainya sejak tahun 2016 yang lalu dan kini mesin yang dibuatnya tersebut selalu diminta oleh pihak produsen tepung Kaopi (Tepung Singkong/Tepung Asia). La Fariki mendesain program dimulai dari identifikasi kebutuhan pokok produsen/petani Singkong, karena menurutnya sebuah gagasan hanya bisa dilaksanakan secara berkelanjutan jika gagasan tersebut merupakan kebutuhan pokok pengguna. Langkah berikutnya, yaitu: studi pustaka dan review terhadap perkembangan teknologi. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan tentang model mesin yang akan dibuat, bahan-bahannya dan cara kerjanya sekaligus untuk memastikan bahwa ide yang mau dibuat belum diproduksi oleh pihak lain, kalaupun sudah ada maka telahaan berikutnya, yaitu apa kelebihan dan kekurangan dari mesin yang telah ada untuk dilakukan modifikasi. Studi pustaka dan review dilanjutkan dengan perancangan mesin, yaitu: gambar mesin dan pembuatan prototype alat.dan tidak membahayakan bagi operator dan konsumen yang menggunakan.
Mesin Pres Tepung Onggokan Singkong buatan La Fariki telah diuji baik kinerja maupun keamanannya dan hasilnya sangat baik dan membantu produsen Kaopi yang selama ini bergantung papan penindis bila membuat tepung Kaopi. Mesin tersebut telah digunakan oleh para produsen tepung Kaopi di Sulawesi Tenggara mulai dari Kota Kendari, Kabupaten Muna dan Kota Bau-Bau. Kelebihan alat ini selain penggunaan waktu yang cepat juga dapat menghasilkan 2 (dua) tepung, yaitu Tepung Singkong (Tepung Asia) dan tepung tapioka.
Mesin Pres Tepung Onggokan Singkong buatan La Fariki juga telah diapresiasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan mengundang beliau sebagai pemakalah pada Forum Iptek VII Tahun2017 di Jakarta, tanggal 23 Oktober 2017 yang lalu. (Gusran)
Penulis: Sitti Sahara (P3E118016)
![]() Senin, 22 Nov 2021, 13:07:27 WIB, Dibaca : 38919 Kali |
![]() Jumat, 10 Sep 2021, 03:25:28 WIB, Dibaca : 12441 Kali |
![]() Sabtu, 10 Jul 2021, 17:14:28 WIB, Dibaca : 5067 Kali |